Thursday, January 18, 2007

TANGAN KAKAK DI GIPS

18 Januari 2007

Jam 17.10 WIB telepon kantor berdering. Biasa jam menjelang pulang pasti telpon dari anak-anak nga" sabar nyuruh ibu pulang ato minta dibeliin sesuatu.

Bagai disambar petir .....!!!
" Bu.....adik jatuh dari mobil, lagi main tak umpet " suara mbak dari seberang sana.
Dari mobil.... ???? , ceritanya gimana mbak //? kok bisa dari mobil ??? Haykal ngumpetnya di bak mobil yang lagi parkir di depan rumah.... dan saking terburu-buru dia lompat tangannya terhimpit sama badannya sendiri. Kakak bilang tangannya sakit dan nga bisa digerakkan bu,... Saya lemesssss udah ngga bisa bilang apa2 lagi.

Perjalanan pulang terasa lamaaaa sekali. Sesampainya di rumah langsung bawa Haykal ke tukang urut. Setelah diurut, tangan Haykal di pasangkan dua potongan bambu...lalu dibaluti kain kasa putih, biar ngga bergeser karena tulangnya yang retak kata Pak Ciman......detak jantung ini semakin kencang sekali.

Masih penasaran dengan hasil urut tradisional, Keesokan harinya, kami membawa Haykal untuk difoto,...dan hasilnya dokter H ( ahli Orthopedi ) di RSIA H mengatakan tulangnya retak dan harus ada tindakan operasi dengan bius total untuk reposisi dengan segera.
Bius total gini hari ....?????

Karena Haykal baru saja makan malam maka dokter tidak dapat melakukan operasi malam ini. Sang dokter menyarankan kalau operasi dilakukan jam 5 pagi keesokan harinya dan harus puasa mulai malam ini dan kami diminta untuk masuk rumah sakit malam ini juga.

Tanpa pikir panjang Ayah segera ke bagian administrasi untuk reservasi tempat dan segala sesuatu berkaitan dengan operasi esok hari. Selang beberapa menit Suster menyerahkan perhitungan biaya kepada kami sekitar 8 Juta rupiah. Setelah menerima rincian biaya tersebut, beberapa orang suster melambaikan tangan ke arah suami...seolah meberika isyarat . Suamiku mendekat, mereka saling bertatapan seolah memberikan persetujuan atas tindakan satu suster yang dekat dengan suami.... dengan pelan Suster itu bicara :

" Pak, biaya ini sangat mahal, dan alatnya pun di sini tidak lengkap, mending Bapak cari tempat yang lain saja, Coba ke RS S deh Pak di Pasar Minggu . Tapi mohon ya Pak.....jangan bilang siapa2 kami masih mau kerja disini.....Bapak temuin aja dokternya bilang mau pikir2 dulu ".....

Terus terang.....saya dan suami bingung juga... dokter mengharuskan tindakan yang cepat terhadap putra kami. Di sisi lain ada kejadian ini ..?????? Dengan beberapa pertimbangan kami sepakat untuk menunda masuk RS sampai esok pagi saja, sembari mencari second opinion malam ini juga.

Kami berdua menemui dokter dan mengutarakan keberatan kami atas biaya operasi sebesar ini

Dokter H : sembari melihat perhitungan Rumah Sakit- sang dokter mengomentari : prakiraan saya biayanya ngga sebesar ini ...kenapa ya ( saya sedikit curiga ...)

Kami : Begini aja Dok....dokter praktek dimana aja??? barangkali di tempat lain biayanya kami menyanggupi. Dia menyarankan untuk ke RS TI di Jalan Raya Bogor atau RS/Poliklinik ternama di Jl. Warung buncit Raya, prakiraan sang dokter disana mungkin bisa Rp. 5 juta rupiah.

Eith... kok tiba2 perasaan jadi ngga enak nih....Kami berdua permisi dari ruang dokter langsung pulang kerumah. Dalam perjalanan seribu pertanyaan berkecamuk di benak ini
Sampai dirumah,... langsung telpon Dr, Hidayat dan menceritakan semuanya. Beliau menyarankan untuk berobat ke RS S di daerah Pejaten. RS terkenal bagus untuk pengobatan patah tulang.

Tanggal 19 Januri 2007 pukul 12.00 WIb kami buat janji dengan Dr. Shbkr ( ahli orthopedi)


setelah melihat hasil foto, beliau mengharuskan tangganya Haykal di gips selama 1 bulan karena tulangnya patah. Saya tanya....ngga perlu tindakan operasi dok untuk retak ini ???
Dr, Shbkr : Nga perlu buat apa jawabnya, tulangnya retak sedikit kok....dan perlu direkatkan kembali, kecuali tulang pinggul keluar dari bonggkolnya nah baru perlu tindakan operasi....itupun diliat dulu....seberapa penting.....jelasnya

Masih penasaran dan ingin melepaskan uneg2 dihati ini saya menceritakan semua yang terjadi sama dokter Shbkr. dengan bijak beliau menjawab : Bu,...sekarang putra Ibu berobat dengan saya...saya hanya membantu, 99% keberhasilan pengobatan saya di tanggan Allah SWT. Sekarang tolong dijaga putra ibu baik2 dan jangan banyak bergerak dulu selama memakai gips ini .

Hati ini masih bertanya-tanya dan sangat sedih dengan kejadian ini. ***